KISAH SUKSES RINI SUMIARSIH, PENGUSAHA KERIPIK LEBAY ASAL CIANJUR

Rini Sumiarsih adalah salah satu dari sekian banyak orang
yang pada awalnya bingung dalam memulai usaha. Membuka sebuah usaha adalah
keharusan baginya karena pendapatan suaminya dari berjualan baso yang hanya
berkisar Rp. 15.000 – Rp. 20.000 tidaklah cukup untuk mencukupi kebutuhan
keluarga. Berbagai usaha telah dilakukannya antara lain berjualan keripik pisang, namun gagal dan
kalah bersaing dengan orang lain di kampungnya di Desa Mayak, Cibeber, Cianjur
Jawa Barat.
Rini, yang sebelumnya pernah menjalani profesi sebagai
pengajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ini berfikir keras mengenai usaha apa
yang cocok dan memiliki prospek besar.
Dalam berfikir dan pengamatan daerah sekitarnya, rini menemukan bahwa talas
banyak sekali ditemui di wilayah cianjur, namun selama ini pengolahan talas
hanya direbus, dan ia berfikir alangkah baiknya jika talas ini diolah dengan
cara lain yakni dibuat keripik talas. Akhirnya Rini mencoba untuk mengolahnya
menjadi keripik talas. Berbagai eksperimen dilakukannya agak mendapat rasa yang
pas. Walaupun saat ini ia hanya mencoba satu rasa yakni rasa asin.
Keripik talas hasil olahannya diberikan kepada tetangga dan
lingkungan sekitar untuk mendapat masukan mengenai rasanya. Sampai akhirnya
Rini menenukan resep yang pas dengan lidah para tetangga dan warga sekitar.
Pemasaran dan usaha yang gigih dalam membangun bisnis
Rini dan suaminya mencoba memberanikan diri untuk menjual
produk olahannya tersebut. Mereka berkeliling menawarkan keripiknya dan keripik
pun laku terjual 30 – 35 bungkus per hari. Sampai akhirnya mereka menitipkan ke
warung-warung di seputaran wilayah CIbeber Sukabumi. Keripik pun laris terjual
dan mendapat sambutan positif dari warga.
Guna dapat menjangkau pasar yang lebih besar dan dapat
dikenal, maka Rini mencoba mencari merk dan label yang unik. Pemilihan label “Lebay”
adalah karena warga memang menganggap sosok rini yang lebay terutama di
kalangan ibu-ibu PKK, entah apa alasannya disebut lebay.
RIni dan Suami, yang bernama Dede pun kian focus menjalankan
bisnis keripik Lebaynya. Dede meninggalkan pekerjaan sebagai penjual baso goreng.
Fokus berjualan keripik dan membina hubungan dengan banyak warga dan toko-toko.
Di tengah usahanya, tepat pada Februari 2014, usaha rini
yang telah mulai terkenal ini mendapat bantuan dari Prasestya Mulya Business
School. Sebanyak 8 mahasiswa membantu Rini dalam hal pemasaran, pembukuan,
pembentukan kapasitas usaha dan bimbingan manajemen bisnisnya.
Dampak dari bantuan ini sungguh dasyat pada usaha Rini. Rini
pun mampu memproduksi keripik Lebay dengan berbagi rasa seperti Balado, Keju
dan Original. Pangsa pasar berkembang mencapai 135 toko. Pendapatan yang
sebelumnya sekitar Rp. 150.000 – Rp. 200.000 meningkat menjadi Rp. 1,5 juta per
minggu.
Seiring dengan semakin berkembangnya usaha ini, Rini
berharap ke depannya agar keripik talas Lebay ini menjadi icon oleh-oleh
makanan khas Cianjur. Ia pun menginginkan agar dapat menyekolahkan anak-anaknya
dengan baik.
No comments:
Post a Comment