Friday, April 17, 2015

KISAH SUKSES RINI SUMIARSIH, PENGUSAHA KERIPIK LEBAY ASAL CIANJUR

KISAH SUKSES RINI SUMIARSIH, PENGUSAHA KERIPIK LEBAY ASAL CIANJUR

Kisah Sukses Rini Sumiarsih, pengusaha keripik asal cianjur ini sangat menarik untuk diulas mengingat perjuangannya yang  pantang menyerah dalam menbangun bisnis.

Rini Sumiarsih adalah salah satu dari sekian banyak orang yang pada awalnya bingung dalam memulai usaha. Membuka sebuah usaha adalah keharusan baginya karena pendapatan suaminya dari berjualan baso yang hanya berkisar Rp. 15.000 – Rp. 20.000 tidaklah cukup untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Berbagai usaha telah dilakukannya antara lain  berjualan keripik pisang, namun gagal dan kalah bersaing dengan orang lain di kampungnya di Desa Mayak, Cibeber, Cianjur Jawa Barat.


Rini, yang sebelumnya pernah menjalani profesi sebagai pengajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ini berfikir keras mengenai usaha apa yang cocok dan memiliki prospek besar.  Dalam berfikir dan pengamatan daerah sekitarnya, rini menemukan bahwa talas banyak sekali ditemui di wilayah cianjur, namun selama ini pengolahan talas hanya direbus, dan ia berfikir alangkah baiknya jika talas ini diolah dengan cara lain yakni dibuat keripik talas. Akhirnya Rini mencoba untuk mengolahnya menjadi keripik talas. Berbagai eksperimen dilakukannya agak mendapat rasa yang pas. Walaupun saat ini ia hanya mencoba satu rasa yakni rasa asin.

Keripik talas hasil olahannya diberikan kepada tetangga dan lingkungan sekitar untuk mendapat masukan mengenai rasanya. Sampai akhirnya Rini menenukan resep yang pas dengan lidah para tetangga dan warga sekitar.

Pemasaran dan usaha yang gigih dalam membangun bisnis

Rini dan suaminya mencoba memberanikan diri untuk menjual produk olahannya tersebut. Mereka berkeliling menawarkan keripiknya dan keripik pun laku terjual 30 – 35 bungkus per hari. Sampai akhirnya mereka menitipkan ke warung-warung di seputaran wilayah CIbeber Sukabumi. Keripik pun laris terjual dan mendapat sambutan positif dari warga.

Guna dapat menjangkau pasar yang lebih besar dan dapat dikenal, maka Rini mencoba mencari merk dan label yang unik. Pemilihan label “Lebay” adalah karena warga memang menganggap sosok rini yang lebay terutama di kalangan ibu-ibu PKK, entah apa alasannya disebut lebay.

RIni dan Suami, yang bernama Dede pun kian focus menjalankan bisnis keripik Lebaynya. Dede meninggalkan pekerjaan sebagai penjual baso goreng. Fokus berjualan keripik dan membina hubungan dengan banyak warga dan toko-toko.

Di tengah usahanya, tepat pada Februari 2014, usaha rini yang telah mulai terkenal ini mendapat bantuan dari Prasestya Mulya Business School. Sebanyak 8 mahasiswa membantu Rini dalam hal pemasaran, pembukuan, pembentukan kapasitas usaha dan bimbingan manajemen bisnisnya.

Dampak dari bantuan ini sungguh dasyat pada usaha Rini. Rini pun mampu memproduksi keripik Lebay dengan berbagi rasa seperti Balado, Keju dan Original. Pangsa pasar berkembang mencapai 135 toko. Pendapatan yang sebelumnya sekitar Rp. 150.000 – Rp. 200.000 meningkat menjadi Rp. 1,5 juta per minggu.

Seiring dengan semakin berkembangnya usaha ini, Rini berharap ke depannya agar keripik talas Lebay ini menjadi icon oleh-oleh makanan khas Cianjur. Ia pun menginginkan agar dapat menyekolahkan anak-anaknya dengan baik.

Sebuah pembelajaran bagi kita untuk terus giat dalam membangun bisnis apapun. Yang semua akan kembali kepada tujuan awal yakni member yang terbaik buat anak dan keluarga. Semoga kita bisa mencontoh dan sukses untuk kita semua.

No comments:

Post a Comment